SKOR.id - Mari menilik fakta saat Timnas Italia menang besar lawan Estonia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa.Laga Grup I Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa diwarnai kemenangan Timnas Italia 5-0 lawan Estonia, Sabtu (6/9/2025) dini hari WIB.Gol-gol Moise Kean (58'), brace Mateo Retegui (69', 89'), Giacomo Raspadori (71'), dan Alessandro Bastoni (90+2') membuat laga debut Gennaro Gattuso sebagai pelatih berakhir indah.Berikut fakta-fakta laga malam tadi:1. Sepanjang babak pertama, Italia melepaskan 17 tembakan tanpa mencetak gol.Akan tetapi, ini jadi hal positif. Terakhir kali mereka melepaskan sebanyak itu tembakan pada babak pertama adalah kontra Liechtenstein pada 2019 lalu.2. Sejak debut di Timnas Italia, Giacomo Raspadori sudah mencetak 10 gol untuk negaranya.Dalam periode waktu yang sama, tak ada pemain lain yang punya catatan gol lebih banyak di Timnas Italia.3. Ini juga kali kedua Raspadori mencetak gol dalam dua laga beruntun untuk negaranya.Sebelumnya, ia melakukan hal serupa pada September 2022 lalu.4. Sejak milenium baru, Gennaro Gattuso adalah pelatih ketiga yang menang di laga debut sebagai pelatih Gli Azzurri.Ia mengikuti jejak Antonio Conte dan Roberto Mancini.5. Italia kini ada di peringkat ketiga grup, tertinggal enam poin dari Norwegia di puncak yang punya satu laga lebih banyak.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/J76SjhcKndc?si=YBhdl3ZkkP418TMq" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Timnas Italia mampu menang besar dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa malam tadi, berikut ini fakta-faktanya.

World

5 Fakta Pembantaian Timnas Italia Lawan Estonia

SKOR.id - Timnas Italia dan Prancis berhasil meraih kemenangan di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa malam tadi.Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa menggelar 10 laga dari lima grup berbeda malam tadi.Di Grup D, Prancis berhasil menang 2-0 saat melawan Ukraina.Gol Michael Olise (10') dan Kylian Mbappe (82') sudah cukup bagi Tim Ayam Jantan pulang dengan tiga angka.Ini adalah awal sempurna mereka untuk memulai babak kualifikasi.Di Stadion Atleti Azzurri d'Italia, laga grup I berhasil dimenangi Timnas Italia dengan skor mencolok 5-0 saat menjamu Estonia.Mateo Retegui kembali jadi bintang dengan mencetak dua gol.Kemenangan ini membuat peluang Italia untuk lolos ke Piala Dunia 2026 kembali terbuka, dengan kini mereka menempati posisi ketiga grup.Di tempat lain, kemenangan juga berhasil diraih Yunani, Swiss, Islandia, dan Kroasia.Hasil Lengkap Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa Malam Tadi:GRUP BSlovenia 2-2 Swedia Swiss 4-0 KosovoGRUP CYunani 5-1 Belarus Denmark 0-0 SkotlandiaGRUP DIslandia 5-0 Azerbaijan Ukraina 0-2 PrancisGRUP IMoldova 0-4 Israel Italia 5-0 EstoniaGRUP LKepulauan Faroe 0-1 Kroasia Montenegro 0-2 Republik Ceska<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/J76SjhcKndc?si=YBhdl3ZkkP418TMq" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Di Kualifikasi Piala Dunia 2026 malam tadi, Timnas Italia berpesta dengan menang besar, kemenangan juga diraih Timnas Prancis.

Italia Pesta, Prancis Menang di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa

SKOR.id - Legenda Juventus dan Timnas Italia, Gianluigi Buffon, menegaskan bahwa Serie A tidak lagi menjadi patokan utama sepak bola dunia seperti pada masa kejayaannya dulu. Ia bahkan mendukung langkah para pemain Italia untuk berkarier di luar negeri, terutama di Premier League, demi meningkatkan kualitas tim nasional.Dalam sebuah konferensi pers di Milan, Buffon menyoroti perubahan lanskap sepak bola modern. Menurutnya, saat ini Liga Italia lebih berperan sebagai batu loncatan dibanding destinasi utama.“Serie A tidak lagi menjadi referensi utama seperti dulu. Sekarang liga ini lebih menjadi stepping stone menuju kompetisi lain, di mana pemain bisa benar-benar mencapai level tertinggi,” ujar Buffon dikutip TMW.Buffon menilai keberanian pemain Italia merantau akan berdampak positif bagi Azzurri.“Kalau kita punya enam atau tujuh pemain yang bermain di klub terbaik dunia, itu artinya Tim Nasional juga akan naik level. Sepak bola sudah berubah, dan cara kita menilainya juga harus ikut berubah,” tegas mantan kiper berusia 46 tahun itu.Buffon memberi contoh kasus Gianluigi Donnarumma, yang dikabarkan sedang dalam negosiasi dengan Manchester City setelah masa sulit di Paris Saint-Germain. Ia menilai kiper berusia 25 tahun itu tetap akan menjadi pilar penting Azzurri, terlepas dari keputusan soal masa depannya.Komentar Soal Gattuso dan Generasi BaruBuffon juga berbicara mengenai Gennaro Gattuso, yang baru saja ditunjuk sebagai pelatih kepala Timnas Italia. Ia menilai eks rekan setimnya itu mulai menemukan kepercayaan diri dan langkahnya mengunjungi markas latihan klub-klub Serie A adalah strategi bagus untuk membangun hubungan.Selain itu, Buffon menyebut bahwa lini depan Italia tidak kekurangan talenta. Ia menyinggung nama-nama seperti Moise Kean, Mateo Retegui, dan Gianluca Scamacca sebagai penyerang berkualitas, sembari menyambut pemain muda seperti Pio Esposito yang mulai menunjukkan perkembangan pesat.Pernyataan Buffon ini mempertegas realitas bahwa Serie A sudah tidak lagi mendominasi seperti era 1990-an hingga awal 2000-an, ketika menjadi pusat perhatian pemain top dunia. Kini, kompetisi Inggris dan Spanyol lebih banyak menjadi destinasi utama.“Hal ini mungkin mengecewakan bagi sebagian orang, tetapi bagi saya, justru menjadi peluang. Semakin banyak pemain Italia yang berani ke luar negeri, semakin kuat pula Tim Nasional kita,” pungkas Buffon.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/07uq4rgF90w?si=tONmr5trnYQ4EqjM" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Gianluigi Buffon menegaskan bahwa Serie A tidak lagi menjadi patokan utama sepak bola dunia.

Liga Italia

Gianluigi Buffon: Serie A Bukan Lagi Tolok Ukur, Pemain Italia Harus Berani ke Luar Negeri

SKOR.id - Bagaimana kiprah kepelatihan Gennaro Gattuso sebelum kini ditunjuk sebagai pelatih Timnas Italia?Timnas Italia baru saja menunjuk legenda mereka, Gennaro Gattuso, sebagai pelatih anyar.Sebagai pemain, Gattuso sudah mempersembahkan gelar Piala Dunia bagi negaranya. Kini sebagai pelatih, apakah ia bisa mempersembahkan hal serupa?Gattuso memulia karier kepelatihannya saat masih jadi pemain di klub Liga Swiss, FC Sion, menangani tim dalam tiga laga tanpa meraih kemenangan.Setelah itu, ia sempat berpetualang jadi pelatih Palermo, OFI Crete di Yunani, Pisa, hingga Tim U-19 AC Milan.Kesempatan besar hadir pada 2017 saat AC Milan memecat Vencenzo Montella. Gattuso yang punya rekor apik bersama tim U-19, naik jabatan jadi pelatih tim utama.Dalam musim penuh pertamanya, AC Milan gagal lolos ke Liga Champions, menempati posisi kelima di Liga Italia, berselisih satu angka saja dengan tim di posisi keempat.Setelah pergi di musim panas 2019, tak sampai setengah tahun kemudian Gattuso ditunjuk menggantikan Carlo Ancelotti yang dipecat Napoli.Di sini, karier kepelatihannya semakin diasah. Bahkan ia meraih gelar Coppa Italia, mengalahkan Juventus di final dalam drama adu penalti.Setelah itu, ia sempat sepakat jadi pelatih Fiorentina, tetapi dua pekan sebelum kontraknya mulai berjalan, kedua belah pihak sepakat membatalkan kontrak.Gattuso lalu berpetualang di Spanyol bersama Valencia, di Prancis bersama Marseille, dan terakhir di Kroasia bersama Hajduk Split.Karier Kepelatihan Gennaro Gattuso:2013 - FC Sion (Swiss) - 3 Laga (0% Menang)2013 - Palermo (Italia) - 8 Laga (37,5% Menang)2014 - OFI Crete (Yunani) - 17 Laga (29% Menang)2015-2017 - Pisa (Italia) - 84 Laga (32% Menang)2017 - AC Milan U-19 (Italia) - 12 Laga (66% Menang)2017-2019 - AC Milan (Italia) - 83 Laga (49 Menang)2019-2021 - Napoli (Italia) - 81 Laga (58% Menang) - Coppa Italia2022-2023 - Valencia (Spanyol) - 22 Laga (31% Menang)2023-2024 - Marseille (Prancis) - 24 Laga (37% Menang)2024-2025 - Hajduk Split (Kroasia) - 43 Laga (46% Menang)2025-... - Timnas Italia<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/aKwioYuSOTU?si=YIUToV_3o1k32jkk" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

AC Milan hingga Napoli pernah merasakan tangan dingin Gennaro Gattuso sebagai pelatih, berikut ini kiprahnya.

Kiprah Kepelatihan Gennaro Gattuso: AC Milan hingga Napoli

SKOR.id - Timnas Italia kini telah berpisah dengan pelatih mereka, Luciano Spalletti, yang ia umumkan sebelum laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Moldova.Kekalahan 0-3 yang dialami Italia saat melawan Norwegia, menjadi alasan pemecatan Luciano Spalletti.Kini Italia tengah mencari pelatih pengganti, nama Gennaro Gattuso masuk menjadi salah satu calon penerus Luciano Spalletti.Gli Azzurri sudah berganti tiga pelatih dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir.Jika dilihat dalam 20 tahun ke belakang, setidaknya ada delapan nama pelatih yang pernah menangani Timnas Italia.Dimulai dari Marcelo Lippi, ia diangkat menangani Timnas Italia pada 2004, dan debutnya berjalan kurang mulus karena Italia kalah 0-2 dari Islandia di laga persahabatan.Marcelo Lippi berhasil membawa Italia lolos ke Piala Dunia 2006, dengan hanya mengalami satu kekalahan dari Slovenia (0-1).Pada putaran final Piala Dunia 2006, eks pelatih Juventus itu membawa Gli Azzurri berjaya.Tanpa kekalahan, dan cuma kebobolan sekali hingga semifinal (2 di sepanjang turnamen), Italia akhirnya menjadi juara Piala Dunia 2006 usai mengalahkan Prancis di final.Hanya dua tahun menjabat, posisi Marcello Lippi kemudian digantikan oleh Roberto Donadoni.Sama seperti Marcelo Lippi, Roberto Donadoni juga mengalami kekalahan 0-2 di laga debutnya, ketika timnya ditundukkan Kroasia.Berstatus sebagai juara bertahan Piala Dunia 2006, Roberto Donadoni memimpin timnya melaju ke putaran final Euro 2008.Hanya meraih satu kemenangan, sekali imbang, dan sekali kalah di fase grup Euro 2008, Italia berhasil melaju ke perempat final.Namun, langkah mereka terhenti di tangan Spanyol yang saat itu menundukkan mereka dengan skor 4-2.Timnas Italia kemudian bereuni dengan Marcelo Lippi, untuk kembali menangani mereka selepas Roberto Donadoni.Namun pada periode keduanya, Marcelo Lippi gagal mempersembahkan gelar untuk Gli Azzurri.Gagal di Piala Konfederasi 2009, Italia juga tak berkutik di Piala Dunia 2010 setelah tersingkir di fase grup tanpa meraih kemenangan (dua imbang, satu kalah).Reuni dengan Lippi tak mulus, selepas masa kedua jabatannya, Italia ditangani oleh Cesare Prandelli.Sama dengan para pendahulunya, debut Cesare Prandelli juga berakhir dengan kekalahan, timnya tumbang 0-1 di tangan Pantai Gading pada Agustus 2010.Di tangan Cesar Prandelli, Timnas Italia berhasil dibawa melaju hingga ke final Euro 2012.Namun, di laga puncak mereka tak bisa berbuat panyak seusai ditekuk Spanyol 0-4.Spanyol kembali menjadi mimpi buruk mereka di semifinal Piala Konfederasi 2013, yang akhirnya membuat Italia menempati posisi tiga setelah mengalahkan Uruguay.Pada Piala Dunia 2014, Italia kembali gagal dan harus tersingkir di fase grup.Harapan Italia kemudian berlanjut ke Antonio Conte, yang mengambil alih tim pada Agustus 2014.Ia mengawali debut dengan mengesankan, setelah meraih kemenangan 2-0 atas Belanda di laga uji coba.Antonio Conte hanya menangani Timnas Italia selama dua tahun, prestasi terbaiknya adalah membawa Italia ke perempat final Euro 2016, sebelum kalah dari Jerman.Selanjutnya Italia ditangani Gian Piero Ventura, debutnya berakhir dengan kekalahan 1-3 dari Prancis.Momen tak terlupakan adalah ketika Gian Piero Ventura gagal membawa Timnas Italia lolos ke Piala Dunia 2018, setelah di babak playoff disingkirkan Swedia.Seusai kegagalan Gian Piero Ventura, Italia sempat ditangani Luigi Di Biagio, ia hanya memimpin Gli Azzurri dua kali dengan hasil kekalahan 0-2 melawan Argentina, dan imbang 1-1 melawan Inggris.Era baru Italia beralih ke tangan Roberto Mancini, yang memulai debutnya pada Mei 2018 dengan kemenangan 2-1 melawan Arab Saudi.Roberto Mancini berhasil mempersembahkan gelar Euro 2020 setelah mengalahkan Inggris di final.Namun, ia juga gagal membawa timnya lolos ke Piala Dunia 2022 setelah disingkirkan Makedonia Utara di babak playoff.Luciano Spalletti kemudian menangani Timnas Italia, setelah Roberto Mancini mundur.Namun, hanya kurang dari dua tahun, Luciano Spalletti harus melepas jabatannya.Berikut ini daftar pelatih Italia dalam kurun waktu 20 tahun terakhir.Marcelo Lippi (2004-2006) Roberto Donadoni (2006-2008) Marcelo Lippi (2008-2010) Cesare Prandelli (2010-2014) Gian Piero Ventura (2016-2017) Luigi Di Biagio (2018) Roberto Mancini (2018-2023) Luciano Spalletti (2023-2025).<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/h7Og8ufuwb8?si=DXz6h-l1OR-2u1fz" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Daftar pelatih Italia dalam 20 tahun terakhir, dari Marcelo Lippi hingga Luciano Spalletti.

Daftar Pelatih Timnas Italia dalam 20 Tahun Terakhir

SKOR.id - Gennarro Gattuso muncul menjadi salah satu calon pelatih pengganti Luciano Spalletti di Timnas Italia.Luciano Spalletti berpisah dengan Timnas Italia, ia mengungkapkannya sebelum laga melawan Moldova di laga Kualifikasi Piala Dunia 2026.Perpisahan ini tak lepas dari hasil buruk yang diperoleh sebelumnya ketika menghadapi Norwegia, di mana Gli Azzurri kalah telak 0-3.Sebelumnya, Claudio Ranieri sempat mendapatkan tawaran untuk menangani Timnas Italia.Namun, sang pelatih menolak tawaran tersebut, begitu juga dengan pelatih sebelumnya, Stefano Pioli, yang dikabarkan telah menjalin kontak dengan Fiorentina.Claudio Ranieri yang sempat menjadi favorit, memilih untuk menghormati kontraknya di AS Roma.Kini muncul nama-nama baru sebagai pengganti Luciano Spalletti untuk menangani Timnas Italia.Filansir dari Sky Italia, Gennaro Gattuso, Fabio Cannavaro, dan Daniele De Rossi.Di antara ketiga nama tersebut, Gennaro Gattuso disebut menjadi yang paling divaforitkan menjadi penerus Luciano Spalletti.Terkait hal ini, FIGC selaku Federasi Sepak Bola Italia, dikabarkan sudah menjalin kontak dengan Gennaro Gattuso.Meski begitu, belum ada perkembangan signifikan mengenai pembicaraan Gennaro Gattuso dengan FIGC.Presiden FIGC, Gabriele Gravina, mengungkapkan belum ada perkembangan terbaru soal pengganti Luciano Spalletti."Tidak ada berita terbaru, satu-satunya berita adalah kami sedang belajar. Kami punya beberapa hari yang tersedia dan kami ingin memanfaatkannya," kata Gabriele Gravina."Di luar nama, kami ingin memahami apakah ada proyek baru," ujarnya menambahkan.Gravina menegaskan sebelumnya, bahwa kekalahan Italia dari Norwegia tidak bisa diterima.Sebab Gli Azzurri tumbang dengan skor 0-3, yang menurutnya sangat memalukan.Namun, ia juga menuturkan bahwa hubungannya dengan Luciano Spalletti sangat baik."Dunia kami juga hidup dengan perasaan dan aku harus tulus dengan Luciano aku memiliki hubungan yang luar biasa dan telah diperkuat pada hari-hari ini," ujar Gravina."Namun ketika ikatan yang begitu erat dengan kehidupan sehari-hari putus, dia membuatku sakit hati, dia adalah korban dan penerima serangan," ujarnya menambahkan.Belum ada tanggapan dari Gennaro Gattuso mengenai kabar ketertarikan Timnas Italia.Eks pemain AC Milan itu juga sudah tak lagi menjabat sebagai pelatih Hajduk Split.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/h7Og8ufuwb8?si=DXz6h-l1OR-2u1fz" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Nama Gennaro Gattuso hingga Daniele De Rossi muncul setelah Luciano Spalleti didepak dari Timnas Italia.

Nama Gennaro Gattuso Muncul setelah Luciano Spalleti Didepak dari Timnas Italia

SKOR.id - Timnas Italia dan Belanda sama-sama meraih kemenangan di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa.Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa kembali bergulir malam tadi dengan menggelar laga Grup K sampai Grup L.Di Grup G, Belanda mampu menang besar 8-0 atas Malta!Hasil ini hanya membawa Belanda di tempat kedua klasemen sementara dengan enam poin karena Finaldia menang 2-1 lawan Polandia dan memuncaki grup dengan tujuh angka.Di Grup I, Timnas Italia mampu menang 2-0 lawan Moldova berkat gol Giacomo Raspadori dan Andrea Cambiaso.Ini kemenangan perdana Italia dan membawa mereka berada di tangga ketiga dengan tiga poin, selisih sembilan angka dengan Norwegia di puncak.Di tempat lain, Belgia menang tipis 4-3 lawan Wales, sedangkan Kroasia mampu menang besar 5-1 kontra Republik Ceko.Hasil Lengkap Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa Malam Tadi:<div class="raw-html-embed"><blockquote class="twitter-tweet">💥 European action!<a href="https://twitter.com/hashtag/FIFAWorldCup?src=hash&amp;ref_src=twsrc%5Etfw">#FIFAWorldCup</a>— FIFA World Cup (@FIFAWorldCup) <a href="https://twitter.com/FIFAWorldCup/status/1932550370422824997?ref_src=twsrc%5Etfw">June 10, 2025</a></blockquote> <script async="" src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script></div>GRUP GFinlandia 2-1 PolandiaBelanda 8-0 MaltaGRUP HSan Marino 0-4 AustriaRomania 2-0 SiprusGRUP IItalia 2-0 MoldovaEstonia 0-1 NorwegiaGRUP JKazakhstan 0-1 Makedonia UtaraBelgia 4-3 WalesGRUP KSerbia 3-0 AndorraLatvia 1-1 AlbaniaGRUP LKroasia 5-1 Rep CekoKep Faroe 2-1 Gibraltar<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/TKcDKwC_eDQ?si=V2t420jl6xxZxObO" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa, Timnas Italia mampu menang sedangkan Belanda pesta delapan gol.

Italia Menang, Belanda Pesta 8 Gol di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa

SKOR.id - Laga Jerman vs Italia akan tersaji malam hari ini di UEFA Nations League 2024-2025, berikut ini prediksi dan link live streaming-nya.Westfalenstadion di Kota Dortmund akan jadi saksi pertarungan Timnas Jerman saat menjamu Italia pada laga leg kedua UEFA Nations League 2024-2025, Senin (24/3/2025) dini hari pukul 02.45 WIB.Sempat tertinggal, Jerman mampu menang 2-1 di leg pertama saat melawan Italia, berkat kegemilangan sang kapten, Joshua Kimmich. Kimmich mencatat dua assist untuk dua gol kemenangan Jerman.Jerman kini tak terkalahkan dalam delapan laga terakhir di UEFA Nations League. Dalam 16 laga terakhir, mereka menang 11 kali, empat imbang, dan hanya sekali kalah.Sedangkan Italia baru saja mengalami kekalahan beruntun, kali pertama dalam satu dekade terakhir.Kini, perlu usaha ekstra bagi Italia untuk bisa membalikkan keadaan di kandang lawan.Pemenang laga ini ditunggu Denmark atau Portugal di babak semifinal Juni mendatang.Kondisi Terkini Kedua TimJerman: Tim Kleindienst mungkin akan masuk menggantikan Jonathan Burkardt usai tampil apik di leg pertama.Jerman masih akan tanpa banyak pemain yang cedera: &nbsp;Kai Havertz, Benjamin Henrichs, Felix Nmecha, Aleksandar Pavlovic, Marc-Andre ter Stegen, dan Florian Wirtz.Italia: Italia kehilangan Mateo Retegui, Federico Dimarco, dan Riccardo Calafiori karena cedera.Sedangkan Andrea Cambiasso dan Mattia Zaccagni kemungkinan sudah bisa kembali diturunkan.Prediksi Starting XIJerman (4-2-3-1): Baumann; Kimmich, Rudiger, Schlotterbeck, Mittelstadt; Goretzka, Gross; Sane, Musiala, Adeyemi; KleindienstItalia (3-5-2): Donnarumma; Di Lorenzo, Bastoni, Buongiorno; Bellanova, Barella, Ricci, Tonali, Udogie; Raspadori, KeanHead-to-Head38 Pertemuan 10 Jerman Menang 13 Imbang 15 Italia MenangRekor 5 Pertemuan Terakhir20/3/2025 - Italia 1-2 Jerman (UEFA Nations League)14/6/2022 - Jerman 5-2 Italia (UEFA Nations League)4/6/2022 - Italia 1-1 Jerman (UEFA Nations League)15/11/2016 - Italia 0-0 Jerman (Persahabatan)2/7/2016 - Jerman 1-1 Italia (Euro 2016)Prediksi Skor.idJerman 2-0 ItaliaBerikut ini link live streaming Jerman vs Italia<a href="https://www.visionplus.id/webclient/#/search/info/STND2548499292008257?delivery=DLVY2548799052009209&amp;type=LTV&amp;query=nations%20league">Link Live Streaming Jerman vs Italia</a><div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/Ucqp1YSMLps?si=IahUU2ImOcvOqd4h" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Berikut ini adalah prediksi pertandingan dan link live streaming Jerman vs Italia dalam laga lanjutan UEFA Nations League 2024-2025.

Prediksi dan Link Live Streaming Jerman vs Italia di UEFA Nations League 2024-2025

SKOR.id – Sepak bola Italia harus berterima kasih kepada bintang keberuntungannya karena kakek buyut Mateo Retegui berasal dari Sisilia. Sebab hanya melalui keturunan saja Retegui – kelahiran Argentina pada tahun 1999 – berhak bermain untuk Timnas Italia. Berkat pandangan jauh ke depan dari mantan pelatih Italia, Roberto Mancini, pula Retegui masuk dalam radar mereka.&nbsp;Tapi sekarang, satu setengah tahun sejak panggilan mengejutkannya ke tim nasional Italia untuk kampanye kualifikasi Euro 2024, radar itu mulai menyebar ke mana-mana. Lonceng alarm berbunyi. Retegui menjadi pencetak gol terbanyak di Liga Italia (Serie A) saat ini dan kebangkitannya sungguh luar biasa.Bagaimana proses Retegui menjadi penyerang haus gol seperti saat ini? Apa saja faktor yang memengaruhinya?Skor.id akan coba membahasnya secara detail dalam Skor Special edisi kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).&nbsp;Awal KarierPemain berusia 25 tahun ini memulai karier junior di River Plate, salah satu klub legendaris di Argentina. Retegui lalu dibeli Boca Juniors yang mengontraknya hingga level senior.&nbsp;Namun, Retegui baru benar-benar bersinar selama masa pinjamannya di Club Atletico Tigre. Ia menyelesaikan Divisi Primera Argentina 2021-2022 sebagai pencetak gol terbanyak (19).Pada saat yang sama, Mancini berusaha membangun kembali tim nasional Italia setelah mengalami bencana di kualifikasi Piala Dunia 2022. Italia hanya mencetak 13 gol dalam delapan pertandingan kualifikasi dan sangat kurang dalam ancaman mencetak gol.&nbsp;Moise Kean, Ciro Immobile, dan Giovanni Di Lorenzo menjadi pencetak gol terbanyak Gli Azzurri pada musim itu dengan masing-masing hanya dua gol.Maka, meskipun ada seruan untuk melakukan hal sebaliknya, Mancini mengalihkan perhatiannya lebih jauh. Dia mencoba membuat Italia lebih menyerang dengan memanggil Retegui yang saat itu tidak dikenal, dan menurunkannya untuk kualifikasi Euro 2024 melawan Inggris dan Malta pada musim semi 2023.&nbsp;Risiko yang dihadapi Mancini akhirnya membuahkan hasil yang besar. Retegui berhasil mencetak masing-masing satu gol di kedua pertandingan tersebut (Italia kalah 1-2 dari Inggris dan menang 2-0 atas Malta).Pindah ke Italia dan CederaPenampilan impresif tersebut membuat Retegui pindah secara permanen ke Italia pada musim panas 2023, setelah Genoa CFC membelinya dari Tigre—yang sebelumnya merekrutnya dari Boca dengan 8,43 juta euro—dengan harga 15,25 juta euro.&nbsp;Seperti yang ia lakukan untuk tim nasional, Retegui langsung mencetak gol dalam waktu 30 detik setelah debutnya untuk Genoa di putaran pertama Piala Italia (Coppa Italia).&nbsp;Sayang, Retegui tidak bisa memanfaatkan awal itu dengan baik. Cedera lutut membatasi dia hanya mencetak tujuh gol dalam 26 pertandingan sebagai starter.Namun meski hanya bermain 65% dari menit yang tersedia di Liga Italia musim 2023-2024 lalu, Il Re tigre (Tiger king)—julukan Retegui—masih memimpin seluruh pemain Genoa dalam hal jumlah tembakan per 90 menit (2,6), dan berada di urutan kedua dalam expected goal&nbsp;(xG, nilai ekspektasi terjadinya gol dari suatu tendangan ke arah gawang) per 90 menit (0,24) dan hanya kalah dari Albert Gudmundsson (0,29).&nbsp;Ini mengisyaratkan bahwa Retegui mampu menjanjikan tampil sebagai pemain nomor sembilan tradisional yang hidup di dalam kotak penalti.Maka, ketika Atalanta BC kehilangan penyerang utama Gianluca Scamacca karena cedera serius menjelang musim 2024-2025 ini, mereka tidak membuang waktu sama sekali untuk mencari penggantinya. La Dea hanya butuh tiga hari untuk mengumumkan akuisisi Retegui seharga 25 juta euro.Statistik Gol Impresif bersama Atalanta<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/Data_1_gol_terbanyak_skor_special_Mateo_Retegui_Dede_S_Mauladi_Skor_id_646624d2c0.jfif" alt="Data 1 gol terbanyak skor special Mateo Retegui - Dede S. Mauladi Skor.id.jfif"><figcaption>Jumlah gol Mateo Retegui untuk Atalanta BC di Liga Italia bertambah menyusul satu gol yang dicetaknya dalam kemenangan 3-1 di kandang Parma pada Sabtu malam waktu setempat. (Dede S. Mauladi/Skor.id)</figcaption></figure>Keputusan Atalanta menarik Il Re tigre terbukti tepat. Retegui tampil luar biasa bersama La Dea di Liga Italia dengan mencetak 11 gol plus tiga assist hanya dari 12 pertandingan untuk memimpin daftar pencetak gol terbanyak.&nbsp;Faktanya, hanya dua pemain di lima liga top Eropa – Robert Lewandowski di FC Barcelona dan Erling Haaland di Manchester City – yang mencetak lebih banyak gol daripada Retegui sejauh ini pada musim 2024-2025.Namun, mengingat ia hanya sekali bermain 90 menit, Retegui bermain jauh lebih sedikit dibanding Lewandowski dan Haaland, serta Harry Kane dan Omar Marmoush. Itu berarti Il Re tigre mampu bermain lebih efektif daripada dua striker top di atasnya.Publik juga bisa melihat dan mempertimbangkan berapa lama Retegui berada di lapangan. Sejauh ini, hanya dua pemain – Dani Olmo dan Jhon Duran – yang lebih sering mencetak gol di lima liga teratas dibanding Retegui. Ditambah lagi, mereka adalah dua pemain yang mampu masuk dari bangku cadangan dan memberikan pengaruh dalam waktu singkat.<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/Data_2_menit_per_gol_terbanyak_skor_special_Mateo_Retegui_Dede_S_Mauladi_Skor_id_466b39aa09.jfif" alt="Data 2 menit per gol terbanyak skor special Mateo Retegui - Dede S. Mauladi Skor.id.jfif"><figcaption>Data menit per gol Mateo Retegui bersama Atalanta BC di Liga Italia di atas belum termasuk satu golnya dalam kemenangan atas Parma, 3-1, pada Minggu (24/11/2024) dini hari WIB. (Dede S. Mauladi/Skor.id)</figcaption></figure>Torehan Rata-rata, Kuat Duel Udara, dan Posisi FavoritPeta area tembakan Retegui pada musim ini juga luar biasa. Itu semua bisa terjadi karena dua alasan utama.Salah satunya adalah banyaknya upaya. Dengan rasio 4,7 per 90 menit, Retegui mencatatkan tembakan lebih teratur dibanding para pemain lain di Liga Italia.Yang kedua adalah dari mana tembakan itu berasal. Sebanyak 37 dari 41 upayanya dilakukan dari dalam kotak penalti, dan sebagian besar berasal dari sisi gawang.Menembak dari lokasi yang bagus dengan keteraturan seperti itu adalah metode yang pasti untuk meraih kesuksesan, dan hasil xG Retegui membuktikan hal tersebut. Angka xG Retegui per 90 menit yang sebesar 0,82 hanya tertinggal dari Tammy Abraham (AC Milan) dan Moise Kean (ACF Fiorentina) di Liga Italia musim ini.&nbsp;Sementara untuk shot conversion rate atau rasio konversi tembakan menjadi gol, hanya empat pemain di Liga Italia yang lebih baik daripada torehan Retegui, yakni 26,8%.&nbsp;Penempatan nalurinya di kotak penalti dan kemampuannya dalam posisi menembak membuatnya selalu menjadi ancaman.Retegui biasa bermain di lini pertahanan terakhir lawan dan menuntut bola dimainkan di belakang. Retegui biasa mengambil posisi di tengah dua bek sentral lawan.Dalam beberapa kesempatan, Retegui meminta umpan silang ke dalam kotak penalti, karena ia tahu benar dengan kekuatannya dalam duel udara. Terbukti, di Liga Italia musim ini Retegui telah mencetak tiga gol sundulan dari jarak jauh yang secara teknis sulit menjadi gol.Sejauh musim ini berjalan, tidak ada pemain lain yang mencetak lebih dari tiga gol sundulan atau 12 upaya gol lewat kepala di Liga Italia. Sementara, hanya penyerang Torino FC Duvan Zapata (1,5) yang melakukan lebih banyak rata-rata sundulan ke gawang per 90 menit dibanding Retegui yang mencatat 1,4.Tidak Terpaku pada Posisi Utama dalam SkemaBertindak sebagai titik fokus dari formasi 3-4-2-1 racikan pelatih Gian Piero Gasperini, Retegui juga memiliki kemahiran yang mengejutkan. Ia mampu turun lebih dalam, terutama ke ruang tengah, untuk membantu memfasilitasi permainan membangun timnya.Retegui menerima 14,3 umpan progresif per 90 menit, empat lebih banyak dari striker mana pun di divisi ini. Namun, umpan-umpan ini bukan sekadar operan-operan panjang yang diberikan padanya – hanya 14% dari umpan-umpan progresif yang diterimanya termasuk dalam kategori tersebut.&nbsp;Sebaliknya, ini adalah bola yang diarahkan ke arahnya dengan membelakangi gawang, dan Retegui memiliki kekuatan dan kemampuan teknis yang mengesankan untuk menahan bola dan mengajak rekan satu tim ikut bermain.Retegui terlibat dalam serangan hingga 14 tembakan untuk Atalanta, sebuah jumlah yang tidak dapat dilampaui oleh striker lain di liga.&nbsp;Retegui juga menciptakan 10 peluang dalam permainan terbuka, dan hanya duet penyerang Inter Milan, Marcus Thuram dan Lautaro Martinez (masing-masing 16) dan striker Parma, Ange-Yoan Bonny (13), yang menciptakan lebih banyak peluang.&nbsp;Namun jangan lupa bahwa pada dasarnya, Retegui adalah seorang striker yang memiliki naluri dan klinis. Dia bahkan tidak melakukan sentuhan kedua untuk sembilan dari 11 golnya sejauh ini, mencetak gol untuk pertama kalinya.&nbsp;Itu berarti 81,8% serangannya merupakan penyelesaian pertama kali. Tentu saja, dua golnya berasal dari penalti, namun bahkan menghilangkan tendangan penalti dari daftar di bawah ini akan membuat Retegui tetap berada di urutan kedua.Tanpa bola, dia juga melakukan tugasnya. Pasukan Gasperini terkenal dengan transisi cepat mereka ke dalam tekanan tinggi, berupaya melakukan serangan balik segera setelah mereka kehilangan penguasaan bola. Hal ini dirancang untuk mengganggu permainan build-up lawan dan memaksa pergantian pemain di area maju.Ini adalah area permainan yang mungkin baru bagi Retegui, namun ia memiliki atribut fisik untuk memainkan perannya di dalamnya. Dia saat ini mencatatkan rata-rata 30,8 tekanan off-ball di sepertiga akhir musim ini di Liga Italia – terbanyak ketiga dibandingkan pemain mana pun di divisi ini. Peta tekanannya menunjukkan serangkaian aktivitas di seluruh area di sepertiga akhir lapangan.Retegui adalah bagian dari tim Atalanta yang telah mencetak 31 gol dalam 12 pertandingan Liga Italia mereka. Itu lima lebih banyak dari tim terbaik berikutnya di Italia (Inter Milan dengan 26).&nbsp;Retegui baru-baru ini memimpin lini depan Italia dalam pertandingan UEFA Nations League melawan Belgia dan Prancis, dan menjadi starter di semua kecuali satu pertandingan mereka selama musim tersebut saat Italia lolos ke tahap akhir kompetisi.&nbsp;Hanya butuh waktu 18 bulan bagi Mateo Retegui untuk beralih dari nama yang belum pernah didengar siapa pun menjadi striker pilihan pertama tim nasionalnya.Mengingat fakta bahwa ia sudah menjadi pencetak gol terbanyak di kasta tertinggi Italia dan kebangkitan Retegui sungguh luar biasa. Satu-satunya pertanyaan yang tersisa adalah seberapa tinggi dia bisa mencapainya?<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/r3f8pRVb1bo?si=-P2R4-UuvYFx_UOo" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>&nbsp;

Kisah Mateo Retegui di Liga Italia adalah bukti bahwa bakat tidak mengenal batas. 

Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage situs Skor.id.

SKOR SPECIAL

Bagaimana Mateo Retegui Berubah Cepat Jadi Striker Terbaik Italia

SKOR.id - Davide Frattesi menjadi pemain yang akan selalu dibawa pelatih Timnas Italia, Luciano Spalletti.Jelang Italia tampil di laga ketiga dan keempat UEFA Nations League 2024-2025, nama gelandang Inter Milan tersebut pun masuk dalam daftar skuad yang dipanggil Luciano Spalletti.Italia akan menghadapi Belgia dalam laga Grup 2 UEFA Nations League A 2024-2025 yang akan digelar pada Kamis (10/10/2024) atau Jumat dini hari WIB.Empat hari kemudian atau Senin (14/10/2024), Gli Azzurri akan menghadapi Israel di laga keempat Grup 2 UEFA Nations League 2024-2025.Saat ini, Timnas Italia memimpin klasemen Grup 2 UEFA Nations League 2024-2025 dengan 6 poin. Mereka di atas Timnas Prancis yang ada di posisi kedua dengan 3 poin.Sukses Italia mengawali fase grup UEFA Nations League 2024-2025 ini tidak terlepas dari peran Davide Frattesi.Pemain berusia 25 tahun ini yang mencetak gol kedua Italia ke gawang Prancis dalam laga pertama fase grup yang berakhir 3-1, 6 September 2024 lalu.Lalu, tiga hari kemudian atau 9 September 2024, Davide Frattesi mencetak gol pertama Gli Azzurri dalam kemenangan 2-1 atas Israel.Kedua gol itu sangat penting dalam laga tersebut. Gol-gol itu pula yang membuat Davide Frattesi menjadi pemain penting bagi Timnas Italia era kepelatihan Luciano Spalletti.Namun, jika Davide Frattesi sangat penting bagi Timnas Italia, tidak demikian dengan situasi yang dihadapi sang pemain di klubnya, Inter Milan.Bagi pelatih Inter Milan, Simone Inzaghi, Davide Frattesi adalah pilihan kedua atau bahkan ketiga.Situasi inilah yang menarik perhatian publik sepak bola Italia. Mengapa pemain yang memiliki peran kunci di level timnas justru kerap menjadi cadangan di klubnya.Karena itu, dalam dua laga UEFA Nations League 2024-2025 menghadapi Belgia dan Israel, Davide Frattesi kembali memiliki peluang untuk memberikan pesan kepada Simone Inzaghi bahwa dirinya pantas mendapatkan menit yang lebih banyak di Inter Milan.Rapor bersama Luciano SpallettiDua gol yang diciptakan Davide Frattesi di dua laga terakhir Timnas Italia tersebut membuat pemain kelahiran Roma ini total telah mengoleksi 7 gol dari 21 laga membela Gli Azzurri. Dari 7 laga tersebut, 6 gol di antaranya ditorehkan Davide Frattesi bersama Luciano Spalletti.Menurut Soy Calcio, Davide Frattesi merupakan gelandang kedua dengan gol per menit terbaik di abad ke-21 ini.Davide Frattesi rata-rata mampu mencetak 1 gol setiap 176 menit. Di bawah Matteo Pessina yang telah mencetak 5 gol untuk Timnsa Italia dengan rata-rata 1 gol per 169 menit.Davide Frattesi juga lebih baik dibandingkan dengan Daniele De Rossi (5 gol dengna timnas Italia), legenda AS Roma, yang ada di posisi keempat dengan 1 gol per 290 menit.Di era kepelatihan Luciano Spalletti pula, Davide Frattesi merupakan pemain yang paling produktif dengan catatan 6 gol yang diciptakannya tersebut.Di bawahnya ada Giacomo Raspadori yang bersama Luciano Spalletti mencetak 2 gol. Lalu ada Matteo Retegui, Federico Chiesa, Nicolo Barella, dan Domenico Morfeo yang juga masing-masing mengoleksi 2 gol besama pelatih Luciano Spalletti.Situasi di Inter MilanMusim lalu, Davide Frattesi telah bermain dalam 42 laga di Inter Milan (Liga Italia dan Piala Italia) dengan mencetak 8 gol.Sejumlah gol yang diciptakannya bersama I Nerazzurri juga gol yang menentukan bagi sukses Inter Milan meraih Scudetto bersama Simone Inzaghi.David Frattesi hanya tampil sebagai starter dalam 11 pertandingan dari total 42 pertandingan tersebut. Musim ini pun tampaknya tidak jauh berbeda.David Frattesi selalu tampil ke lapangan dari bangku cadangan, hanya mengoleksi total 53 menit.Dalam tiga laga pertama Liga Italia 2024-2025 ini, dia memberikan assist bagi terciptanya gol Marcus Thuram dalam laga yang berakhir 2-2 menghadapi Genoa.Situasi ini tentu saja tidak terlepas dari bahwa Simone Inzaghi saat ini masih memiliki tiga gelandang pilihannya yaitu Hakan Calhanoglu, Nicolo Barella, dan Henrikh Mkhitaryan.Dengan tiga gelandang inilah yang membuat Inter Milan berhasil meraih Scudetto pada musim lalu.Pertanyaannya, seberapa lama lagi Simone Inzaghi akan menempatkan Davide Frattesi sebagai pemain pelapis di Inter Milan? Karena Davide Frattesi tentu ingin menjadi bintang utama di Inter Milan seperti halnya di Timnas Italia saat ini.Skuad Timnas Italia untuk Laga Lawan Belgia dan IsraelKiper: Michele Di Gregorio (Juventus), Gianluigi Donnarumma (PSG), Guglielmo Vicario (Tottenhm Hotspur)Belakang: Alessandro Bastoni (Inter), Raoul Bellanova (Atalanta), Alessandro Buongiorno (Napoli), Riccardo Calafiori (Arsenal), Andrea Cambiaso (Juventus), Giovanni Di Lorenzo (Napoli), Federico Dimarco (Inter), Matteo Gabbia (Milan), Caleb Okoli (Leicester), Destiny Udogie (Tottenham Hotspur)Tengah: Nicolo Fagioli (Juventus), Davide Frattesi (Inter), Lorenzo Pellegrini (Roma), Niccolo Pisilli (Roma), Samuele Ricci (Torino), Sandro Tonali (Newcastle United)Depan: Moise Kean (Fiorentina), Daniel Maldini (Monza), Giacomo Raspadori (Napoli), Mateo Retegui (Atalanta)<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/ZAKmfcZ9n24?si=DK7ygueYm-Yssi7U" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Davide Frattesi menghadapi situasi yang berbeda antara di Timnas Italia dan di Inter Milan.

Latest Articles - Timnas Italia